Tulisan ini udah gw tulis lamaaaaaaaaa bgt, tp br skg gw post. Ini cerita ttg pengalaman gw pas jd volunteer ngajar di salah satu lembaga pendidikan buat anak2 berkebutuhan khusus.
Semester tujuh kemaren emang lebih banyak kosongnya, banyak
nganggurnya. Capek bolak balik pulang, dew cari-cari kegiatan baru. Selain
ngajar bahasa inggris di rumah cerdas rumah zakat, dew jadi volunteer terapis
di raka perkasa. Raka Perkasa adalah sebuah yayasan yang dibentuk untuk untuk
membantu anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak autis, ADHD, down syndrome,
dan anak-anak dengan cerebral palsy. Yayasan ini dipimpin oleh Ibu Widya. Pertama
kali tau tentang yayasan ini tuh dari weyya yang dapet kabar dari mbak nana,
anak fk juga sih. Nah terus dew tertarik gabung. Setelah tanya2 banyak hal ke
bu Wid, dew akhirnya niat mau bantu2 jadi terapis disana.
Hari pertama dateng, dew dapet banyaaaaaaaaaakk banget
pembekalan dari bu Wid. Beliau juga banyak cerita tentang awal mula berdirinya
yayasan, cerita tentang anak-anak di raka perkasa, gimana cara ngadepin
anak-anak autis, apa-apa yang boleh dan apa-apa yang nggak boleh dilakukan pada
ABK, diet seperti apa yang harus dijalani ABK, dan yang paling penting Bu Wid
banyak ngajarin dew apa-apa aja yang harus dilakukan untuk jadi terapis disana.
Bu Widya ini sangat peduli terhadap perkembangan ABK karena memang putra
busungnya juga termasuk ABK.
Dew udah pernah belajar sih apa itu gangguan autistik, ADHD,
down syndrome, dan CP. Tapiiii...baru di raka perkasa ini dew ketemu langsung
sama anak-anaknya. Hari pertama dateng ke yayasan, dew langsung disambut sama
seorang anak namanya Ridho. Ridho ini salah satu anak dengan ADHD. Jadi, ADHD
itu singkatan dari Atention Defisit
Hiperactivity Disorder. Beberapa gejala yang bisa kita lihat dari anak
dengan ADHD adalah tidak menunjukkan atensi yang persisten, kesulitan dalam
mempertahankan perhatian dalam tugas atau aktivitas bermain, tampak tidak
mendengarkan ketika diajak bicara secara langsung, tidak mengikuti instruksi,
sering gelisah dengan tangan dan kaki menggeliat, sering berlari atau memanjat
pada situasi yang tidak sesuai, sangat aktif, sering bicara berlebihan, dan
sering mengganggu orang lain. Nah kalo dari sekilas liat aja kita nggak bakal
tau kalo Ridho ini ternyata ADHD. Pertama kali yang dew lakukan saat pertama
ketemu Ridho adalah berkenalan. Kata bu widya, kita harus pastikan bahwa anak
menatap mata kita dan mengulang nama kita dengan benar.
Kegiatan yang dilakukan anak-anak ini beragam. Dari mulai
datang, anak-anak akan bersalaman dengan para terapis (harus kontak mata
tentunya), lalu duduk di kursi untuk melepas sepatu kemudian berdoa bersama.
Setelah itu, anak-anak naik ke lantai dua untuk memulai kegiatan akademis. Di
lantai dua ini, terdapat beberapa bilik kecil yang berisi 1 meja dan 2 kursi
kecil. Di bilik-bilik kecil inilah anak-anak belajar angka, huruf, warna,
menulis, membaca, dan berhitung. Setiap anak didampingi oleh satu orang
terapis.
Beberapa kali datang, dew udah dapet pengalaman ngajar Sifa
dan Sultan. Sifa merupakan anak usia 6 tahun dengan gangguan autistik,
sedangkan Sultan cenderung mengalami ADHD. Dari buku komunikasi Sifa, bisa
diliat bahwa perkembangan Sifa dalam hal menulis dan berbicara sangatlah
lambat. Sejak Juni sampai Desember 2011, Sifa belum benar-benar mampu
menuliskan angka 1 dengan benar. Tapi Sifa selalu giat berlatih. Buku-buku
latihan Sifa penuh coretan bagaimana Sifa berusaha keras untuk bisa menulis.
Demikian juga dalam hal berbicara. Sampai saat ini Sifa terus berlatih
mengucapkan A I U E O dengan benar dan jelas. Selain itu, Sifa juga belajar
melabel warna. Sulit sekali membuat Sifa akhirnya benar-benar mengerti warna
merah dan kuning. Saat Sifa bisa memisahkan bola kuning dari kolam bola yang
berwarna-warni, rasanya seneng banget akhirnya Sifa paham apa yang dew ajarkan.
Yaaahh meskipun butuh waktu yang nggak sebentar.
Sultan, anak usia 6 tahun dengan kecenderungan ADHD.
Kemampuan akademisnya sudah jauh lebih baik dibanding Sifa. Sultan mampu diajak
bicara, sudah mulai belajar berhitung dan membaca. Sultan juga mampu mengikuti
instruksi dengan bahk. Anak-anak seperti Sultan ini tidak akan merasa lelah
meskipun terus-terusan berlari keliling kelas, tetapi saat diminta memasukkan
biji kedelai satu per-satuke dalam botol dalam jangka waktu yang agak lama,
maka anak-anak seperti ini akan tampak sangat tersiksa karena harus duduk
berlama-lama. Biasanya Sultan akan berteriak bosan dan merayu para terapis
untuk diijinkan memasukkan biji kedelai sekaligus dalam jumlah banyak. Sultan
ini paling menonjol diantara anak2 yang lain karena menurut dew sih sultan yang
paling ganteng. Hehehe..
Di yayasan ini, hanya ada 4 orang tenaga kerja. Ibu Renny,
psikolog yang menjabat sebagai kepala terapis. Pak Jojo, satu-satunya
fisioterapis yang sekaligus mengakomodir okupasi terapi juga seringnya
nggantiin celana anak-anak yang pipis ato buang air besar sembarangan. Pak
Bondy, akuntan yang jadi terapis musik. Pak Bondy ini orang yang paling
ditakuti anak-anak Raper kecuali anak yang namanya Abid. Abid
nempeeeeeeeeeeeell banget sama Pak Bondy. Yang terakhir ada Pak Sunu yang
kerjanya di bagian database tapi tiap hari juga jadi terapis buat anak-anak.
Mereka open banget sama siapapun volunteer yang datang ke Raper. Dew masih
nggak habis pikir aja pria-pria ini mau dengan sabarnya ngurusin anak-anak ini
dari pagi sampe sore.
Ini sedikit foto2 anak-anak Raka perkasa :
Abid - murid kesayangan Mr.Bondi
Iyas - Fans gw nomer 1
Ridho - murid kesayangan gw
Nasal - Nobody can handle this boy
Sifa - Murid pertama yg gw pegang di Raka
Sultan - Paling ramah dan paling manja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar